Friday, November 12, 2010

Benteng Kuto Besak, Benteng Hebat Karya Warga Lokal

Assalamu'alaikum  sobat blogger semua. Baru-baru ini Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan baru saja terpilih untuk menjadi tuan rumah bersama SEA GAMES 2011 mendampingi ibukota Jakarta. Beberapa hari yang lalu, Gubernur, Bapak Alex Noerdin beserta jajarannya sudah meresmikan dimulainya hitung mundur menjelang pelaksanaan SEA GAMES Palembang. Tentunya bagi kota Palembang, dengan ditunjuknya sebagai host pesta olahraga Asia Tenggara tersebut untuk pertama kali akan memicu pembangunan di segala sektor dan yang tak kalah pentingnya sarana infrastruktur di kota kami akan ditambah dan disempurnakan lagi. Mudah-mudahan juga event ini dapat membangkitkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah.

Baiklah,kali ini saya akan menampilkan salah satu potensi wisata sekaligus aset sejarah yang sangat penting bagi kota Palembang yaitu Benteng Kuto Besak. Benteng yang mengiringi hebatnya perjuangan rakyat Palembang dalam mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

Bangunan ini dibangun selama 17 tahun di mulai pada tahun 1780 dan diresmikan pemakaiannya pada hari senin tanggal 21 Februari 1797. Pemprakarsa pembangunan benteng ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin I (1724 - 1758) dan pembangunannya dilaksanakan oleh Sultan Mahmud Badaruddin, sebagai pengawas pembangunan dipercayakan kepada orang-orang China.

Benteng Kuto Besak Palembang mempunyai ukuran panjang 188,75 meter, lebar 183,75 meter dan tinggi 9,99 meter (30 kaki) serta tebal 1,99 meter (6 kaki). Di setiap sudutnya terdapat bastion(baluarti) bastion yang terletak disudut barat laut bentuknya berbeda dengan tiga bastion lainnya. Tiga bastion yang sama tersebut merupakan ciri khas bastion Benteng Kuto Besak, di sisi timur , selatan dan barat terdapat pintu masuk lainnya disebut lawang buritan.

Suatu kebanggaan bagi wong Palembang bahwa Benteng Kuto Besak merupakan satu-satunya benteng yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa. 

Sekarang, di pelataran benteng yang terletak di tepi sungai Musi ini dibangun semacam plaza dimana berbagai aktivitas warga berkumpul dan melepaskan penat sambil menikmati pemandangan indah sungai Musi dan Jembatan Ampera. Sering juga dipakai untuk pergelaran budaya dan show artis top lokal maupun Ibukota.Penasaran? datang deh ke Palembang sekarang juga atau saat SEA GAMES diadakan nanti. Happy Blogging  

Tuesday, November 2, 2010

Kuliner Bandung 'menguasai' Palembang

Assalamu'alaikum sobat blogger semua. Kata-kata Pray for Indonesia terpampang dimana-mana, di blog sobat, di status FB dan di layar kaca. Pastilah ungkapan tersebut sangat pas ketika negeri ini di'berikan' Allah kepercayaan untuk menerima ujian berupa bencana. Banjir bandang di Wasior Papua,gempa dan Tsunami di Mentawai yang hampir bersamaan dengan batuknya Gunung Merapi. Do'a ku buat saudara semua agar diberi ketabahan lahir dan batin. Yah, lagi-lagi hanya ucapan klise seperti ini yang dapat kusumbangkan. 

Nah, sedikit ucapan keprihatinan sudah disampaikan, sekarang giliran untuk fokus pada postingan. Hmm, setiap pulang kerja melewati pasar dan di pusat jajanan di kotaku (mungkin kota sobat juga) ada hal yang menarik perhatian yaitu maraknya penjual makanan, entah itu makanan ringan atau makanan berat....he...he yang nama produknya diembel-embeli nama 'Bandung' apakah itu roti bakar, Somay dan Batagor, Martabak, Sop Buah dan banyak lagi. Memang sih, setahu saya Bandung merupakan salah satu pusat industri kreatif di Indonesia.

Untuk urusan kreatif, kami orang Palembang memang harus banyak belajar dengan kota-kota di Jawa khususnya Bandung. Jempol dah buat mereka, banyak trend baik itu busana, kuliner atau kreativitas yang lain sumbernya berasal dari Bandung. Untuk makanan, seperti yang saya bilang di kotaku mulai dari pusat kota sampai pinggiran kota, bertebaran makanan-makanan khas yang berasal dari Bandung. 

Menurut pengamatanku, banyak pedagang tersebut yang asli berasal dari Jawa Barat tapi banyak juga penduduk lokal yang 'ngaku-ngaku' dari Bandung he....he.... padahal kami orang Palembang punya juga kuliner kebanggaan seperti Pempek yang legendaris itu, tekwan, model dan lain-lain. Tapi tentunya, kekhawatiran kami akan maraknya kuliner dari Bandung gak separah masuknya barang impor dari Cina yang membanjiri negara kita. Kuliner Bandung kan buatan bangsa sendiri, saudara kita juga. Apalagi wong Plembang banyak yang suka en tergila-gila lho sama roti bakar Bandung dan sejenisnya. Hitung-hitung berbagi rezeki dan kesempatan. Semoga makanan khas Palembang dan kuliner dari Bandung dapat saling melengkapi kekayaan kuliner di kota kami. Bravo Kuliner Indonesia

Tuesday, September 21, 2010

Flexi oh Flexi ! Kau Bikin Nafsu Bloggingku Impotensi

Sebulan terakhir ini, nafsu bloggingku rasanya terus menurun ke titik terendah. Malas update postingan, malas blogwalking, malas kasih komen ke sobat blogger. Awalnya sih, gara-gara koneksi internet di rumah gue bagaikan hidup segan mati tak mau, maklumlah cuma ngandalin modem flexi kesayanganku. Heran juga ya, gak biasa-biasanya modem ngambek kayak gini, kurang sajen kali atau itu modem sakit hati sama tuannya, tiap hari diajak begadang tanpa diberi makan dan minum....he...he... (wah jadi nyalahin modem nih). Mau ke Warnet, selain jauh dari rumah, kantong gue lagi cekat berkarat gak pernah disikat...ha....ha....

Biasanya modem flexi kesayanganku ini sangat perkasa, enam tab halaman web dibuka bersamaan gak ada masalah. Mungkin peminat flexi sekarang sudah bejibun ya, hingga bikin Telkom agak kewalahan melayani permintaan pelanggan setianya. Tapi, sejatinya sebagai sebuah perusahaan yang melayani publik harus cepat tanggap nih, jangan sampai kita-kita maniak internet pada lari ke provider lain yang ngasih pelayanan lebih baik.

Sebenarnya sih, biarpun koneksi lambat bagaikan keong, gue masih berusaha untuk online. Gue paksain walau hanya ngintip-ngintip blog sobat. Walau senjata koneksi gue impoten namun nafsu blogging selalu menyala-nyala. Akhirnya, gue gak tahan lagi nih untuk segera update. Gak masalah posting beberapa paragraf sekedar memancing nafsu blogging ku agar gak mati beneran. Mudah-mudahan om Flexi kembali seperti sedia kala. Hidup Blogging.....Hidup Telkom Flexi....

Monday, August 16, 2010

Telok Abang, Mainan Khas HUT Kemerdekaan RI di Palembang


Di kota Palembang, siapa yang tak kenal Telok Abang (Telur Merah), mainan khas anak-anak yang hanya ada pada saat menyambut HUT Kemerdekaan RI. Mainan ini berupa miniatur pesawat terbang atau kapal perang yang terbuat dari kayu gabus dilengkapi telur ayam rebus yang diberi pewarna merah serta tambahan aksesoris kertas hias warna warni. Telur warna merah inilah yang disebut Wong Palembang sebagai Telok Abang.

Namun sekarang bentuknya tidak terbatas pada pesawat atau kapal perang saja, pengrajin telah banyak melalukan modifikasi bentuk misalnya bentuk hewan, mobilan, motor, dan becak.

Penjual telok abang mulai marak sejak awal bulan Agustus. Mereka tersebar di keramaian kota seperti pasar 7 Ulu, pasar Plaju, pasar Palima dan juga sepanjang jalan protokol kota Palembang. Tidak hanya pembeli dari dalam kota, pembeli dari luar daerah pun banyak yang membeli telok abang sebagai koleksi saat mereka melintasi Palembang. Harganya pun bervariasi antara. 10 ribu sampai  50 ribu rupiah tergantung tingkat kesulitan pembuatannya.

Namun dibalik uniknya bentuk mainan ini, tersirat makna yang mendalam tentang Kemerdekaan Indonesia. Orang tua dulu mengatakan bahwa telok abang merupakan lambang dari perlawanan pejuang-pejuang kemerdekaan dalam mengusir penjajah. Walaupun pada saat itu mereka tidak memiliki persenjataan, kapal perang maupun pesawat yang modern tetap gigih berjuang sampai titik darah penghabisan. Makanya, dibuatlah miniatur dari pesawat dan kapal supaya para generasi muda tahu walau tak punya persenjataan lengkap mereka masih dapat merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Dirgahayu Republik Indonesia ke 65, Jayalah Negeriku Jayalah Bangsaku……..

Thursday, August 12, 2010

Pengalaman Pribadi: Pertolongan Allah yang Tak Terlupakan


Di tengah kesucian Ramadhan 1431 H ini, tentunya kita sebagai Muslim menyambut dengan sukacita kedatangannya. Bersyukur pada Allah karena dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh berkah ini, sementara banyak saudara, teman dan kolega yang di Ramadhan kemarin masih dapat berkumpul bersama namun di tahun ini telah pergi mendahului menghadap-Nya.
Di tengah upaya meningkatkan ibadah di bulan Puasa ini, tak lupa pula mengingat dan menghitung kebaikan yang telah Allah berikan selama hidup di dunia fana ini. Aku pun teringat pengalaman pribadi yang sungguh tak terlupakan. Pengalaman yang membuatku harus selalu bersyukur bahwa begitu Maha Besar kuasa Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Aku menyebutnya sebagai pertolongan saja, karena bila menyebutnya sebagai mukjizat, karomah atau pun yang lain rasanya hanya layak dianugerahkan kepada orang-orang suci pilihan Allah seperti Rasululullah, Nabi maupun Wali Allah. Sementara aku hanyalah insan biasa yang ibadahnya seperti orang-orang kebanyakan, tak begitu menonjol malah masih banyak yang bolong-bolong.
Tahun itu, 2001. Beberapa bulan setelah pernikahan, kami bersilaturrahim kepada mertua di Kepahiang, Bengkulu. Maklumlah, saya sendiri sudah tidak ada orang tua lagi. Jadi, mertua lah yang selalu dikunjungi. Sepulangnya dari tempat mertua, sebagaimana pengantin baru yang masih belajar dan merintis kehidupan, bekal uang yang kami bawa tidak lah banyak, cukup ongkos pulang pergi dan sekedar untuk membeli oleh-oleh sedikit buat saudara di Palembang.
Pukul lima pagi, kami berangkat dari Kepahiang menuju kota Curup. Dari sana kami naik angkutan umum menuju kota Lubuk Linggau. Di kota ini, angkutan menuju Palembang yang murah meriah hanyalah Kereta Api. Jarak Lubuk Linggau ke Palembang memakan waktu kurang lebih 12 jam, perjalanan yang sungguh melelahkan. Dengan uang terbatas tidak ada pilihan bagi kami berdua, mau naik travel antar alamat sangatlah mahal, lebih baik uangnya kami belikan beras saja. Kereta api pun tidaklah begitu nyaman, karena kami hanya mampu beli tiket kelas ekonomi saja.
Pukul 19.30 malam, sampailah kami di Palembang. Kota tempat kami mengais rezeki. Biasanya, setibanya di stasiun Kertapati begitu banyak pilihan angkutan yang bisa mengantar kami pulang ke rumah. Namun, malam itu sesuatu yang tidak kami duga terjadi. Hari itu, rupanya seluruh angkot, bis kota dari stasiun ke pusat kota melakukan demo. Yah, sopir-sopir itu menggelar aksi mogok serentak. Mereka memprotes kebijakan Pemerintah kota yang mengubah jalur angkot dan bis kota karena dinilai jalur yang baru mengurangi pendapatan mereka. Kejadian ini dimanfaatkan oleh angkot dan taksi gelap untuk meraup keuntungan, tarif pun dinaikkan beberapa kali lipat. Calo-calo angkot di stasiun pun semakin merajalela menekan calon penumpang yang tak ada pilihan lain. Melalui Wartel yang ada, kami berusaha menghubungi saudara di rumah. Walau kami tahu, kakak iparku hanya memiliki sebuah sepeda motor tua. Kami pun menelepon melalui tetangga minta dihubungkan dengan kakak ipar tersebut, maklumlah saat itu handphone masih belum marak seperti sekarang. Apa daya, setelah beberapa kali menelepon tidak ada jawaban, sepertinya tetangga kami itu sedang tidak ada di rumah.
Sementara malam semakin larut, kami tak luput dari tawaran calo-calo angkot yang rata-rata preman stasiun. Salah seorang dari mereka begitu gencarnya mendekati kami. Untuk sampai ke alamat rumah kami lima puluh ribu rupiah harus kami keluarkan, sementara kalau naik angkot biasa hanya mengeluarkan lima ribu rupiah untuk berdua. Sementara penumpang di stasiun mulai berkurang, ada yang dijemput keluarga ada pula yang terpaksa naik angkot gelap mahal tersebut walau terpaksa. Bukannya pelit tapi memang uang yang kami kantongi saat itu pas-pasan saja. Putus asa tak ada jemputan dari kakak ipar, aku pun berusaha melalukan tawar menawar harga, siapa tahu harga bisa dikurangi. Tapi tak ada hasil, mereka pun bertahan dengan harga lima puluh ribu. Begitu lihainya mereka memanfaatkan situasi ini. Akhirnya, aku pun nego harga dengan salah satu calo yang terakhir mendekati kami. Yah, tak ada jalan lain sementara badan sudah letih dan kami harus pulang. Sepertinya masalah berakhir dengan menaiki angkot tersebut. Oh tidak rupanya, calo-calo yang lebih dahulu mendekati kami tadi, tidak rela kami pergi dengan selamat. Mereka merasa mereka lah yang berhak mendapatkan kami. Saat akan menaikkan barang ke mobil tersebut, sekitar sepuluh calo yang juga merupakan preman stasiun mengerubungi kami. Berbagai ancaman mereka lontarkan terhadap kami, ada yang minta kami membayar lagi pada mereka, ada pula yang mengancam ingin ‘menyelesaikan’ kami. Bukan main ketakutannya. Mau melawan, apalah kekuatan yang dapat diandalkan menghadapi sepuluh orang. Sementara aku berdua bersama istri. Terbayanglah di benakku kejadian keji yang akan menimpa kami. Aku pun hanya bisa menghiba minta maaf kepada mereka. Sopir angkot yang akan kami naiki pun tak kuasa membela, mungkin bagian dari mereka juga. 
Di tengah ketakutan, tak disangka tak pula diduga datanglah dua orang teman kakak ipar kami, Dayat dan Armis di tengah kepungan preman tersebut. Langsung dengan sigapnya mereka mengajak kami pulang dan membantu mengangkut barang naik ke angkot tersebut. Preman-preman itu pun sepertinya tidak berkutik, tidak banyak omong membiarkan kami pergi begitu saja.
Selama di perjalanan dan sesampainya di rumah, tak henti aku berpikir mengingat kejadian itu. Memikirkan dua teman kakakku yang menjemput tadi, menggunakan angkot atau motor pun tidak. Kami pun tidak merasa menghubungi mereka, jangankan menghubungi mereka, kakak ipar pun tak sempat kami hubungi. Satu lagi keheranan kami, darimana mereka langsung tahu posisi kami sementara mobil angkot tadi berada di pojok stasiun yang agak sepi dan gelap, kendaraan pun tidak dibawa saat mencari kami. Mengapa juga para calo dan preman tadi hanya terdiam membiarkan pergi begitu saja sementara sebelumnya dengan garangnya mereka mengancam kami. Seperti di film-film, sang penolong biasanya dengan gaib langsung menghilang. Tapi, teman kakak tersebut tidak, mereka langsung ngobrol seperti biasa setelah tiba di rumah. Aku dan istri pun merenungkan kejadian ini, kami mengambil kesimpulan bahwa ini adalah salah satu bentuk pertolongan Allah kepada kami, padahal aku bukanlah seorang yang bisa dikategorikan ustad atau orang alim. Amalan ku pun biasa-biasa saja, paling sebelum pergi dari rumah sekedar mengucap bismillah tiga kali.
Subhanallah, kejadian ini tak akan terlupa seumur hidupku. Andai Allah tidak menurunkan bantuan itu, tidaklah aku bisa menikmati kehidupan sampai saat ini, memiliki tiga orang anak yang lucu dan jadi seorang Blogger. Sudah tak terhitung kenikmatan dan kelapangan rezeki yang diberikan Allah. Semoga aku bisa menjadi orang yang bersyukur. Amin Ya Robbal Alamin.

Sunday, August 8, 2010

Apakah Saya seorang Blogger Pencuri?

Setelah mengembara dari satu blog ke blog lain, hidayah untuk menjadi blogger yang baik mulai menggugah hatiku. Judul postingan kali ini sengaja kupublish sebagai monumen awal untuk mengasah kemampuan menulis yang sebenarnya. Bukan bertujuan mencaci maki, mengejek orang lain namun hanya melecut diriku agar terbiasa menuangkan ide hasil karya sendiri.

Setahun yang lalu, saat memutuskan untuk membuat blog, urusan sebuah postingan? urusan update artikel? ah, mudah ! Ada berjuta bahkan milyaran jenis artikel untuk postingan berserakan di dunia maya siap membenamkan kreativitas otakku. Dimanapun aku berada, apa pun jenis artikel yang kumau. Selalu tersedia untuk dicuri, dirampok seenaknya tanpa perlawanan, tanpa laporan polisi dan penangkapan. begitu mudahnya aku menjelma menjadi master blogger instan yang 'mengajarkan' berbagai tips trik, tutorial 'how to' hasil maling tanpa perlu minta izin dan pasang sumber link segala.

Namun semakin jauh blogwalking yang kulakukan, dari blog seorang Newbie sampai blog yang mengaku master sekalipun. Mulai muncul keheranan dan sejumlah pertanyaan. Mampir di blog pemula tapi berisi postingan hebat mengenai tutorial, tips trik. Lalu, mampir di blog yang mengajarkan cara mengatur template yang baik bahkan menyediakan link untuk download template terbaru tapi blog itu sendiri berantakan, kusam bahkan banyak widget-widgetnya yang nggak pas dengan ukuran blog. Ada pula postingan yang sama di beberapa blog, bahkan postingan-postingan kembar yang diberi tambahan bumbu penyedap. Ini semua mengundang pertanyaan tapi aku sendiri tak bisa bertanya, menimbulkan tuduhan namun aku tak boleh menuduh seenaknya. Apakah mereka seperti aku? apakah semua ini hasil copy paste artikel orang lain? Wallahualam, hanya Allah SWT lah yang tahu. Aku pun harus bijak dan lapang dada menghadapi kenyataan yang ada, kemampuan dan gaya setiap blogger tidaklah sama sebagaimana warna kehidupan yang dianugerahkan Tuhan. Tak juga aku harus mengutuk, menghakimi dan menyudutkan orang lain sementara aku sendiri pun memulai blogging dengan cara seperti itu.

Dalam pencarian dan perjalananku menghidupi blog Putra Sang Pejuang, rupanya banyak juga teladan baik dari sahabat blogger yang benar-benar mengisi postingan mereka dengan artikel-artikel berkualitas hasil karya sendiri tanpa harus terbelenggu dan menghalalkan copy paste. Dari blog seperti inilah aku merasa tersindir, ditampar dari 'kiri kanan atas bawah', ditelanjangi 'setelanjang-telanjangnya'. Namun, dari sahabat blogger inilah muncul setitik cahaya tekad dan harapan untuk mengikuti jejak kebaikan sebagai seorang blogger yang sebenarnya. Setidaknya bermanfaat bagi diri sendiri dulu kemudian suatu hari nanti bisa bermanfaat buat orang lain. Mengutip kata-kata nakal sahabatku, aku tak mau jadi 'Blogger Master Kentut'






Saturday, July 31, 2010

Ulasan Blog Sobat: Blogernas, blog tempat belajar dan berbagi seputar blogging

Tulisan ini tersaji sebagai rasa hormat serta keinginan untuk mempererat silaturrahim diantara teman-teman blogger yang telah banyak membantu serta menginspirasiku untuk menjadikan blog yang kumiliki ini menjadi blog yang ‘bermakna dan berguna’ terutama bagi diriku dan bahkan juga orang lain. Pada episode pertama ini, saya akan mengulas tentang salah satu sobat blogger, di lain waktu saya juga berusaha akan menampilkan sobat blogger yang lain secara bergantian. Mudah-mudahan sobat semua dapat menerima dan memakluminya.

Sebagai seorang blogger pemula, istilah kerennya blog Putra Sang Pejuang sedang “mencari jati diri”, selalu ingin mencoba menemukan panutan yang tepat dari para blogger senior yang sudah lama malang melintang di percaturan dunia blog tanah air maupun mancanegara. Untuk mencari panutan Blogger mancanegara, Putra sang pejuang terkendala penguasaan bahasa asing yang masih ‘berantakan’. Blogger ‘dalam negeri’? wah, tak terhitung lagi blogger-blogger hebat yang membuatku bingung harus pilih yang mana. Di tengah-tengah pengembaraan ‘blogwalking’ ku, seperti terhipnotis aku tertarik komentar salah seorang blogger di salah satu postingan (tapi aku lupa nama blognya) yang “memberikan bimbingan” bagaimana memaksimalkan komentar di postingan dengan baik dan benar. Pada komentar yang lain, ia pun mengatakan bahwa Alexa Rank bukanlah segalanya untuk mengukur kemajuan blog. Komentar sederhana namun tak berniat menggurui itu sepertinya sangat membekas di hatiku. Aku pun coba mencari tahu, siapa gerangan bapak yang bernama Erianto Anas tersebut.

Tanpa membuang waktu langsung saja kuklik link dari nama tersebut, tak menunggu waktu lama masuklah aku sebuah blog yang sangat rapi, dengan warna kombinasi putih, biru dan sedikit abu-abu. Dari profil kuketahui bahwa pak Erianto Anas yang berdomisili di Bukit Tinggi Sumatera Barat ini adalah seorang guru. Pokoknya, kelihatan betul sebuah blog yang ‘ramah’ dan ‘menyejukkan’. Nama blog itu pun nggak terlalu ribet, BLOGERNAS “belajar dan berbagi seputar blogging”. Iklan pun tak terlalu banyak tersaji. Dari deskripsi namanya memang blog ini memberikan wawasan untuk belajar tentang seluk beluk blogging serta berbagi pengalaman dan juga tips trik untuk memajukan blog. Menu untuk download antivirus, ebook dan berbagai software pun disediakan. Komentar-komentar di blog ini pun sangat baik dan sesuai dengan tema yang tersaji bukan asal komentar/spam. Pokoknya, singkat kata blog ini sangat menginspirasiku untuk banyak belajar lagi masalah blogging. Sebagai penutup, sebuah pertanyaan buat sobat blogger, apakah ulasan seperti ini penting untuk diteruskan? Apakah anda punya ide yang lain?

Kepada pemilik Blogernas, mohon maaf bila ulasan ini banyak kekurangan dan kekhilafan, dan kepada Allah SWT saya mohon ampun. Wassalam

 

Followers

Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template Vector by DaPino